Ta'aruf dalam Islam


“Sebenarnya, apa pengertian ta'aruf dalam Islam? Karena yang saya lihat, banyak orang mempraktikkan ta'aruf tidak berbeda dengan pacaran, bahkan terkadang lebih parah.”
M. Sidiq Al-Rasyid-XI IPA2

Ta'ruf berasal dari kata 'arafa , artinya mengetahui atau mengenal. Ta'aruf bermakna saling mengenal. Kata 'arafa terdapat di dalam Al-Qur'an Surat Al-Hujurat ayat13, “Hai manusia,sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan danmenjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang palingbertakwa di antara. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Ta'aruf dalam Islam harus mematuhi rambu-rambu berikut ini :


·         Menjaga pandangan mata dan hati dari hal-hal yang diharamkan.

Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya karena yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada wanita yang beriman, ”Hendaklah mereka menahan pandangannya dan  janganlah mereka menampakkan perhiasaanya, kecuali yang (biasa) tampak daripadanya, (Q.S. An-Nuur 24:30)
 =========================================================


·         Materi pembicaraan tidak mengandung dosa dan tidak bermuatan birahi.
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) member sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian diantaramanusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridoan Allah, maka kelak Kami member kepadanya pahala yang besar. (Q.S. An-Nisaa 4 : 114)
 =========================================================


·         Menghindari khalwat (mojok).
“ Janganlah sekali-kali seseorang laki-laki menyendiri denagn perempuan yang tidak halal baginya, karena yang ketiganya adalah setan, kecuali ada mahramnya.” (H.R. Ahmad)
 =================================================================

·         Menghindari persentuhan fisik.
Rasululah saw. bersabda “Sesungguhnya ake tidak pernah bersentuhan denagan wanita (bukan muhrim).” (H.R. Bukhari)
==================================================================


·         Menjaga aurat masing-masing sesuai aturan syar’i/Islam.
Batasan aurat wanita adalah seluruh tubuhnya, kecuali muka, telapak dan punggung tangan, sedangkan untuk laki-laki ada dua pendapat :

1.    aurat laki-laki dari pusar sampai lutut. Ini didasarkan hadits ketika Rasullah saw. bersabda kepada Ma’mur (sedang kedua pahanya terbuka), “Wahai Ma’mur, tutuplah keduapahamu itu karena kedua paha itu aurat.”
2.    Aurat laki-laki hanyalah qubul dan dubur (kelamin dan tempat keluarnya kotoran). Ini didasari hadis dari Anas r.a. yang berkata, “Nabi saw, pada hari Khaibar menyigkapkan sarung dari pahanya hingga aku betul-betul melihat warna putih pahanya.” (H.R. Bukhari). Kalau paha termasuk aurat , yentunya Rasulullah tidak akan menyingkap sarung sampai terlihat pahanya.

       “Kesimpulannya, ta’aruf bukan untuk melegalkan praktik berdua-duaan yang selama ini menjadi menu wajib dalam pacaran.

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

Blogger templates

Blogger news

Labels

Pages

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

My Profile

Visitor Counter

View My Stats